Menlu RI soroti perlunya adaptasi dan penyesuaian dalam diplomasi
âSudah tidak saatnya para diplomat Indonesia bekerja business as usual," kata Retno dalam sambutan acara peringatan HUT ke-76 Kemlu bertajuk âDialog Kemerdekaan: Bagimu Negeri,â yang diselenggarakan secara virtual dan disaksikan di Jakarta, Kamis.
Retno mengatakan bahwa diplomasi Indonesia harus terus bergerak untuk menciptakan stabilitas, perdamaian dan kesejahteraan dunia, sehingga kerja diplomat juga harus menjadi bagian dari solusi, baik solusi untuk tantangan yang dihadapi Indonesia maupun solusi untuk menghadapi tantangan dunia.
Tantangan utama saat ini adalah pandemi COVID-19. Dalam konteks tersebut, Diplomasi Indonesia bekerja untuk mengamankan pasokan vaksin bagi masyarakat Indonesia dan menjaga keseteraan vaksin bagi semua negara.
Menlu juga menyoroti keketuaan Indonesia di G20 pada 2022 dan keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023.
"Semua upaya harus kita padukan agar Kemlu dapat berkontribusi secara maksimum dalam mensukseskan presidensi Indonesia di G20 dan Keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023," kata Menlu.
Lebih lanjut, Retno juga menyatakan bahwa sebagai salah satu negara pendiri ASEAN, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk menjadikan ASEAN benar-benar Asosiasi yang berfokus pada pembangunan manusia, tetap relevan, menjadikan ASEAN sebagai penggerak perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan di kawasan, dan mendorong ASEAN untuk terus melakukan penegakan hukum, menjalankan pemerintahan yang baik, menegakkan prinsip demokrasi dan pemerintahan yang konstitusional," imbuh Menlu.
Kemudian, di akhir sambutannya, Menlu Retno juga menekankan pentingnya optimisme dalam bekerja.
âSemua tugas diplomasi dan politik luar negeri akan dapat dijalankan secara optimal apabila kita solid, bersatu, dan terus menggunakan energi positif. Insyab Allah kita akan dapat berkontribusi untuk menciptakan Indonesia yang tangguh dan terus tumbuh. Sekali lagi selamat ulang tahun ke-76 Kementerian Luar Negeri," pungkas Menlu.
Sementara itu, dalam perayaan Hari Ulang Tahun ke-76, Kemlu meluncurkan program âDiplomat Peduli". Program tersebut merefleksikan kepedulian sosial para diplomat Indonesia untuk meringankan beban orang-orang yang terdampak pandemi COVID-19.
Untuk tahap pertama, Kemlu telah mendistribusikan 3.000 paket sembako, masker, dan vitamin kepada masyarakat yang memerlukan di wilayah Jakarta. Kegiatan âDiplomat Peduli" tersebut bukan untuk pertama kalinya dilakukan selama pandemi.
Selain itu, bersama dengan Jakarta Ambassadors' Golf Association., Kemlu juga telah membangun âJembatan Diplomasi", yang terletak di Desa Panjaratan, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Jembatan tersebut telah lama rusak akibat bencana banjir dan longsor pada Januari 2021.
Menlu menyampaikan penghargaan atas solidaritas yang ditunjukkan oleh para diplomat Indonesia, baik yang sedang bekerja dari tanah air, maupun yang sedang bertugas di seluruh penjuru dunia.
Dalam acara peringatan HUT ke-76 itu, Kemlu juga menyelenggarakan diskusi bertema âBagimu Negeri", yang menghadirkan peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2021, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu, dan legenda bulu tangkis Indonesia yang juga peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992, Susy Susanti pada sesi 1 berjudul âMedali untuk Negeri."
Baca juga: Menlu: Kontribusi diaspora Indonesia jadi solusi selama pandemi
Baca juga: Menlu RI dukung akses vaksin berkeadilan pada konferensi GNB
Baca juga: Jake Sullivan: AS dukung Indonesia melawan pandemi
Pewarta: Katriana
Editor: Atman Ahdiat
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 Response to "Menlu RI soroti perlunya adaptasi dan penyesuaian dalam diplomasi"
Post a Comment