China Marah AS Jual Artileri ke Taiwan Ancam Beri Balasan

Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah China marah dengan langkah Amerika Serikat menyetujui penjualan 40 sistem artileri howitzer ke Taiwan.

Beijing selama ini mengklaim Taiwan adalah bagian dari wilayahnya dan bersumpah akan merebut bahkan dengan kekerasan jika perlu.

Kementerian Luar Negeri China mengecam penjualan senjata itu dan mengancam akan mengambil tindakan balasan.


Beijing menganggap penjualan senjata itu mencampuri urusan dalam negeri China.

"Sangat menentang penjualan tersebut dan telah mengajukan pernyataan serius dengan Amerika Serikat," kata juru bicara Kemlu China dalam pernyataan di situs resmi kementerian, Kamis (5/8) seperti dikutip dari Reuters.

Kantor Urusan Taiwan di China meminta AS untuk menghentikan semua penjualan senjata ke Taiwan agar tidak mengirim sinyal yang salah kepada pasukan pro-kemerdekaan.

Kementerian Luar Negeri AS sebelumnya menyetujui penjualan 40 sistem artileri howitzer dengan nilai US$750 juta atau sekitar Rp10,7 triliun.

Persetujuan itu akan menjadi penjualan senjata pertama pemerintahan Presiden Joe Biden ke Taiwan. Kini rencana penjualan itu menunggu persetujuan Kongres.

Howitzer yang digadang-gadang menjadi kunci utama menghentikan invasi, memungkinkan militer Taiwan mengarahkan tembakan ke kapal pengangkut pasukan yang masuk ke wilayah itu.

Howitzer menembak dalam sudut tinggi dan memiliki daya penghancur yang sangat besar karena proyektil yang dilontarkan.

Taiwan memiliki pemerintahan sendiri, namun mereka hidup di bawah ancaman invasi China.

Kesepakatan itu juga disebut akan membantu pulau itu menghadapi invasi China.

Kemlu Taiwan menyebut senjata itu juga akan membantu memperkuat pertahanan diri serta perdamaian dan stabilitas kawasan.

Meski tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan karena kebijakan Satu China, Washington dan Taipei memiliki perjanjian kerja sama. Pakta kerja sama itu meliputi bidang ekonomi hingga pertahanan.

Dalam perjanjian itu, AS memiliki tanggung jawab membantu Taiwan melindungi diri dari ancaman agresi China.

Hubungan China dan Taiwan terus memburuk setelah Taipei dipimpin oleh Presiden Tsai Ing-wen.

Ia merupakan Presiden Taiwan yang pro-demokrasi. Sejak memimpin pada 2016, Tsai terus berupaya mencari pengakuan internasional bagi Taiwan, termasuk dengan mendekatkan diri ke Amerika Serikat.

Namun, Presiden China Xi Jinping, berkeras tidak akan membiarkan Taiwan merdeka. Ia bahkan bersumpah akan melakukan segala cara, termasuk perang militer, demi mempertahankan Taiwan.

(dea)

[Gambas:Video CNN]

0 Response to "China Marah AS Jual Artileri ke Taiwan Ancam Beri Balasan"

Post a Comment